Kunjungan Studi Banding MA Al-Amanah Sidoarjo

Bagikan

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp

Pada Kamis, 7 September Pondok Pesantren Al-Ishlah mendapat kunjungan dari MA Al-Amanah Sidoarjo. Kunjungan ini mempunyai tujuan utama melakukan studi banding bahasa. Studi banding ini dilakukan karena kedua lembaga memiliki background yang mempelajari dan mempraktekkan bahasa arab dan inggris di kehidupan sehari-hari.

Acara kali ini dibagi menjadi dua sesi, yaitu pagi dan siang. Di sesi pagi, materi tentang kebahasaan diisi oleh Al-Ustadz Agus Salim Syukran, M.Pd.I., selaku  Kepala Madrasah Aliyah Al-Ishlah. Di sesi siang, materi tentang kebahasaan dan kepondokan langsung diisi oleh Al-Ustadz Drs. Dawam Saleh, selaku pengasuh ponpes Al-Ishlah.

Pada sesi pagi, Al-Ustadz Agus Salim menerangkan tentang asal mula pondok secara singkat. Beliau juga menjelaskan mengenai sistem praktek bahasa arab dan inggris di lingkungan pondok pesantren dan beberapa unsur penunjang kesuksesan bahasa.

“Sebuah lembaga harus merangkul para asatidz dan ustadzahnya untuk menyukseskan suatu program, jika terdapat suatu kelompok atau perseorangan yang tidak setuju dengan program tersebut, maka akan sulit menerapkannya dalam lembaga itu sendiri. Salah satunya adalah perihal bahasa” ujar Al-Ustadz Agus Salim.

Kemudian pada sesi siang, ustadz Dawam menceritakan tentang faktor-faktor pendukung kesuksesan Pondok Pesantren Al-Ishlah. “Jika seseorang ingin sukses dalam hidupnya, maka harus mempereratkan diri dengan urusan akhirat, contohnya dengan memperbanyak amalan sunnah dan berpuasa.” Tutur ustadz Dawam Sholeh.

Di samping memberi masukan-masukan positif untuk  MA Al-Amanah, acara studi banding ini juga bisa memberi keuntungan tersendiri bagi Pondok Pesantren Al-Ishlah. Terdapat banyak program unggulan yang dapat dijadikan referensi bahasa Pondok Pesantren Al-Ishlah kedepannya, salah satunya adalah kewajiban menghafal 100 mufrodat dalam satu semester.

“Alhamdulillah, acara ini juga berdampak positif bagi pondok kita. Mungkin ke depannya, anak-anak  bisa diwajibkan untuk menghafal 100 mufrodat dalam satu semester dan diadakan ujian juga untuk mengetes kemampuan ingatan mereka” ujar Al-Ustadz Piet Hizbullah, ketua STIQSI Lamongan.

Reporter: M. Rifqi Al-Hanif

Editor: Ega MN

 

0 Comments

Leave a Reply

Avatar placeholder

Your email address will not be published. Required fields are marked *