Siswa-siswi MA Al-Ishlah mengikuti Upacara Peringatan HUT RI ke-78 di Lapangan Pondok Pesantren Al-Ishlah (17/8). Yang menjadi unik, upacara tersebut dijalankan dengan menggunakan Bahasa Inggris.
Pengasuh Ponpes Al-Ishlah, Drs. KH. Muhammad Dawam Saleh memberikan catatan terhadap upacara berbahasa Inggris ini. “Upacara ini sangat menggembirakan dan mencerahkan. Upacara ini menunjukkan bahwa santri-santri Al-Ishlah yang menjadi petugas upacara memiliki kapasitas dan keistimewaan. Tidak ada upacara di Lamongan ini yang berbahasa Inggris. Satu-satunya di sini. Ini upacara yang berkualitas. Upacara yang memiliki nilai dan makna. Upacara yang dilaksanakan dan diikuti oleh calon-calon pemimpin negeri ini di masa depan”, tutur alumni Gontor ini.
Amanat Pembina Upacara
Sebagai Pembina upacara, Al-Ustadz Agus Salim Syukron menyampaikan pesan-pesan yang tak kalah mencerahkan. Kapala Sekolah MA Al-Ishlah tersebut memberikan pesan-pesan terkait dengan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) demi mewujudkan kemerdekaan Indonesia yang hakiki.
Hal pertama yang harus dilakukan adalah meningkatkan kapasitas diri. Yakni kecakapan atau kemampuan diri dalam bidang ilmu pengetahuan maupun teknologi.
Selain itu, diperlukan kebiasaan untuk bekerja dengan etika yang baik. Menurut al-Ustadz Salim, etika bekerja yang baik adalah bekerja keras, bekerja cerdas, bekerja tuntas, dan bekerja ikhlas. Terakhir, disampaikan pula mengenai pentingnya akhlak mulia dan berpegang teguh pada nilai-nilai agama.
Nantinya, hal tersebut akan berkorelasi dengan terwujudnya bangsa yang disiplin, rajin, dan selalu berorientasi pada kebaikan dan kebajikan. Kemudian, ilmu-ilmu yang dipelajari diimplimentasikan dalam perbuatan. Seluruhnya menunjukkan karakter bangsa besar, yaitu bangsa yang beradab dan berakhlak mulia.
Penampilan Siswa-Siswi
Ikut serta memeriahkan Peringatan HUT RI ke-78, siswa-siswi MA Al-Ishlah menampilkan berbagai penampilan memukau. Di antara yang ditampilkan adalah Drama Teatrikal, Pencak Silat, Marching band dan Tari Saman.
Penampilan-penampilan tersebut merupakan ajang kreatifitas para santri Pondok Pesantren Al-Ishlah, termasuk siswa-siswi MA untuk memberikan suasana kemerdekaan yang menggembirakan dan mencerahkan.
Setiap penampilan memiliki makna yang dalam. Ada wujud kritik terhadap sistem pendidikan, ada pembelajaran bagaimana seorang santri harus mensyukuri perhatian kedua orang tua dan guru-gurunya.
Singkatnya, penampilan-penampilan tersebut adalah ajang serta kesempatan dalam menunjukkan potensial seni dan kreatifitas yang dimiliki siswa-siswi MA Al-Ishlah.
“Penampilan-penampilan yang digebyarkan oleh siswa-siswi MA Al-Ishlah bertujuan untuk menggembirakan dan mencerahkan. Menggembirakan dimaksudkan sebagai wujud upaya menyemarakkan kemerdekaan dengan wajah kegembiraan. Mencerahkan dimaknai sebagai upaya menyuguhkan ide-ide dan gagasan kreatif yang dimiliki oleh setiap penampilan,” ujar masing-masing Pembina yang melatih siswa-siswi tampil.
Reporter: Revoluna Zyde Khaidir
Editor: Ega MN
Proofreader: Phzdr
0 Comments