Upacara mingguan dengan bahasa arab dan bahasa inggris adalah hal yang sudah tidak asing di MA Al-Ishlah. Seluruh siswa-siwinya sudah terbiasa dengan itu. Namun, bagi siswa-siswi baru MA Al-Ishlah, ini adalah momen pertama mereka mengikuti upacara dengan bahasa selain bahasa Indonesia.
Seperti pagi ini (Sabtu, 22 Juli 2023) upacara mingguan di MA Al-Ishlah dilaksanakan dengan menggunakan bahasa arab, mulai dari aba-aba yang diberikan oleh setiap petugas hingga amanat yang disampaikan oleh pembina upacara.
Ada rasa bangga dalam hati siswa siswi baru MA Al-Ishlah dengan mengetahui bahwa sekolahnya biasa mengadakan upacara dengan bahasa selain bahasa indonesia. “Sangat bangga ya, karena tidak semua sekolah upacaranya menggunakan bahasa arab seperti ini, seperti upacara di luar negeri”, tukas Muhammad Bilal Yuwana, siswa kelas 10 asal Surabaya.
Petugas upacara hari ini adalah kelas 10 E dan kelas 10 I. Ada dua kelas yang menjadi petugas upacara karena upacara di MA Al-Ishlah dilaksanakan secara terpisah antara putra dan putri.
“Para petugas hari ini sudah cukup bagus, rapi, dan saya bangga teman-teman saya tadi sudah bisa jadi petugas upacara berbahasa arab,” ucap Dewi Kurniawati, siswa kelas 10 J asal Campurejo Lamongan.
Adapun bagi petugas, upacara menggunakan bahasa arab atau inggris adalah sebuah hal yang menantang sekaligus menyenangkan. Hal tersebut diakui oleh Widyana Nafisatun Najwa yang hari ini menjadi petugas upacara, “kaget karena berbahasa arab, tapi sekarang sudah mendingan. Rasanya menyenangkan sekaligus menantang,” ucapnya.
Walaupun belum bisa memahami pesan yang disampaikan oleh pembina upacara dengan baik dikarenakan menggunakan bahasa arab, siswa-siswi baru MA Al-Ishlah tetap khidmat mendengarkan. “Yang bisa saya tangkap tadi ada ucapan selamat datang saja,” tutur Muhammad Bilal Yuwana yang diikuti dengan gelak tawa.
Setelah melihat para petugas hari ini, banyak juga di antara siswa siswi baru MA Al-Ishlah yang berkeinginan untuk menjadi petugas upacara. “Saya ingin mendapat giliran upacara bahasa arab dan saya ingin menjadi petugas yang membaca UUD, seperti teman saya tadi,” ucap Felisha Rahma Akiela, siswi kelas 10 J.
“Saya ingin upacara nanti dapat giliran bahasa inggris, kelihatannya akan sangar,” kata Maghrobi Al-Ghifari, siswa asal Gresik yang lebih memilih bahasa inggris. “Semoga bisa jadi pemimpin upacara,” imbuhnya.
Nantinya, setiap kelas akan mendapat giliran menjadi petugas upacara. BESMA bagian kedisiplinan telah menyusun jadwal upacara dan akan membagikan jadwal tersebut kepada setiap kelas, sehingga para siswa tahu kapan kelasnya akan bertugas dan dapat bersiap-siap untuk upacara tersebut.
Reporter: Ega MN dan M. Rifqi Al-Hanif
Editor: Ega MN
0 Comments