STIQSI Lamongan dan MA Al-Ishlah Sendangagung Paciran Lamongan menginisiasi kerjasama dengan Atase Pendidikan dan Kebudayaan, (Atdikbud) KBRI, Riyadh, Saudi Arabia, melalui zoom meeting.
Inisiasi kerjasama ini ditandai dengan Penanda-tanganan Memorandum of Understanding (MoU) oleh Ketua STIQSI Lamongan, Al-Ustadz Dr. Piet Hizbullah Khaidir, S.Ag., MA., dan Kepala MA Al-Ishlah, Drs. KH. Agus Salim Syukran, M.Pd.I, mewakili lembaga-lembaga Pendidikan di Ponpes Al-Ishlah Sendangagung dan Attaché of Education and Culture, Embassy of the Republic of Indonesia in Riyadh, Saudi Arabia, Al-Ustadz Badrus Sholeh, MA., Ph.D, mewakili KBRI di Saudi Arabia, pada Kamis (16/2/2023) siang WIB, atau pagi waktu Saudi Arabia.
Hadir dalam acara penanda-tanganan MoU tersebut, Pengasuh Ponpes Al-Ishlah Sendangagung, al-Ustadz Drs. KH. Muhammad Dawam Saleh, Ketua Yayasan Al-Ishlah Sendangagung, al-Ustadz H. Ahmad Thohir, Bendahara Yayasan Al-Ishlah Sendangagung, al-Ustadzah Dra. Hj. Ariningsun, Sekretaris STIQSI Lamongan, Al-Ustadz Azzam Musoffa, Lc , MIRKH, Wakil Ketua III Bidang Kemahasiswaan dan Alumni STIQSI Lamongan, Al-Ustadzah Khusnul Mawaddah, ST., Ketua LP2M STIQSI Lamongan, Al-Ustadzah Anis Ulfiyatin, M.Sosio, Ketua Kode Etik Ponpes Al-Ishlah & STIQSI Lamongan, Al-Ustadz Ahmad Farid As., S.Pd.I, Wakil Kepala Bidang Kurikulum MA Al-Ishlah Sendangagung, Al-Ustadz Arromu Harmuzi, M.Pd.I, Wakil Kepala Bidang Humas MA Al-Ishlah Sendangagung, Al-Ustadz Gondo Waloyo, MA, serta para dosen dan guru.
Dalam sambutannya, Al-Ustadz Dr. Piet Hizbullah Khaidir, MA., Ketua STIQSI Lamongan, menyambut baik adanya MoU ini. Kesepakatan ini dapat memudahkan terbukanya akses informasi, peluang beasiswa, dan jalan bagi alumni STIQSI Lamongan untuk meneruskan studi lanjut di kampus-kampus di Saudi Arabia.
“Diharapkan melalui MoU ini, alumni STIQSI bisa memperoleh jalan mudah untuk meneruskan pendidikan di Saudi Arabia demi mewujudkan cita-cita pendiri STIQSI dalam membentuk cendekiawan-cendekiaan Islam unggul di era sekarang, mewarisi tradisi intelektual dan jalan ilmu seperti Imam al-Ghazali, Ibn Sina, Ibn Miskawaih, Ibn Rusyd, Ibn ‘Arabi, Fakhruddin al-Razi, Al-Baiquni, Al-Khwarizmi, dan lain-lain yg telah menorehkan peradaban keilmuan yang hebat di seantero jagad”, terang Al-Ustadz Piet.
Al-Ustadz Drs. KH. Agus Salim Syukron, M.Pd.I, Kepala MA Al-Ishlah bersyukur bahwa MoU ini menjadi peluang sekaligus tantangan bagi MA Al-Ishlah. Peluang karena terbuka kesempatan studi lanjut ke Saudi Arabia, dan tantangan karena MA Al-Ishlah harus lebih mempersiapkan anak-anak didiknya memenuhi kualifikasi diterimanya calon mahasiswa di kampus-kampus di Saudi Arabia.
Di samping itu, lanjut beliau, MoU ini bisa menjadi ruang kaderisasi yang mumpuni melalui prospek studi lanjut.
“Kami ingin agar anak-anak aliyah bisa menjadi generasi yang mumpuni dalam berbagai bidang dengan cara memfasilitasi mereka dengan bantuan semisal prospek melanjutkan studi melalui jaringan-jaringan yang dibentuk dengan instansi lain”, ungkap Al-Ustadz Salim.
Beliau menambahkan bahwa mayoritas lulusan MA Al-Ishlah masih lanjut studi di dalam negeri dan masih beberapa saja yang keluar negeri. Alasan beasiswa menjadi pertimbangan untuk lanjut studi keluar negeri.
“Selama ini untuk studi keluar negeri lebih dipertimbangkan segi beasiswanya”, tambah beliau.
Al-Ustadz Badrus Sholeh, Ph. D., menjelaskan bahwa Arab saudi adalah negara yang sangat berpengaruh di dunia khususunya timur tengah dan pendidikan menjadi salah satu visi Arab 2030.
“Visi Arab 2030 itu ekonomi tidak lagi bergantung pada minyak, namun pada investasi termasuk dalam literasi, dunia pendidikan dan kerja”, ujar Al-Ustadz Sholeh.
Beliau menjelaskan bahwa beberapa bidang kerjasama yang bisa dilakukan adalah dalam bidang beasiswa, pendidikan pengajaran, penelitian dan publikasi hingga pengabdian masyarakat.
“Pendaftaran di Arab tidak menggunakan test tulis wawancara maupun lisan dan hanya diseleksi secara administrasi nilai. Selain nilai juga menggunakan surat rekomendasi, score IELTS maupun TOAFL”, tambah beliau.
Penutup acara ini diakhiri dengan doa yang dipimpin oleh Al-Ustadz Drs. KH. Muhammad Dawam Saleh.
Reporter: Al-Ustadz Ahmad Bayu Setiawan, S. Ag.
Editor: Al-Ustadz Muhammad Afiruddin, S. Ag.
Fotografer: Al-Ustadzah Nur Laili Luthfiya dan Al-Ustadzah Wilda Ayu Atika, S. Ag.
0 Comments