MA Al-Ishlah berlokasi kurang lebih 1 km dari tempat bersejarah, Masjid Sunan Sendang. Salah satu sunan penyebar agama Islam yang penyebarannya berpusat di Desa Sendangduwur Paciran Lamongan.
Ustadz Gondo Waloyo, Guru Sejarah Kebudayaan Islam memimpin perjalanan ini (20/1/2023), dengan maksud melihat dari dekat tempat bersejarah perjalanan dakwah Islam di Jawa. Karena Sunan Raden Nur Rahmat merupakan salah satu Sunan (selain Sunan Drajat) yang tertulis dalam sejarah sebagai penyebar agama Islam di Jawa Timur, khususnya Lamongan.
Lokasi yang cukup dijangkau dengan jalan kaki itu dimanfaatkan untuk mendekatkan siswa-siswa MA Al-Ishlah kelas 12 kepada pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) pada bab Penyebaran Islam Di Pulau Jawa.
Di depan Gapura Makam Raden Nur Rahmat
Antusias siswa kelas 12 nampak dari semangat mereka melangkah menuju Masjid Raden Nur Rahmat Sendangduwur. Meskipun jalan menuju ke masjid diiringi dengan nafas ngos ngosan karena penuh tanjakan, namun mereka tetap ceria sambil menikmati pemandangan alam sekitar dari atas bukit.
Ustadz Nur Muchis S.Ag., guru MA Al-Ishlah, sekaligus Ta’mir Masjid Raden Nur Rahmat menyambut kunjungan ini dengan senang. Sepanjang perjalanan mengelilingi komplek masjid dan makam, Ustadz Muchis menunjukkan dan menjelaskan satu persatu tempat penuh historis itu.
Kayis, salah satu siswa kelas 12 IPS 1 merasa puas dengan penjelasan yang diberikan, dan ia mengagumi keindahan bangunan masjid tua ini.
“Peradaban Islam di Sendang berarti sudah ada lama di sini ya pak?” Tanya siswa berkacamata itu.
“Masjid ini adalah bukti peradaban Islam di sini dan tahun pembangunannya tertulis di atas pintu masjid.” Jawab Ustadz Muchis.
Foto di samping Masjid Raden Nur Rahmat Sendangduwur dengan background Pondok Pesantren Al-Ishlah. Nampak Ustadz Gondo dan Ustadz Muchis (di tengah).
Perjalanan keliling masjid dan makam di akhiri di sumur tua yang merupakan bagian dari masjid itu. Sumur itu bernama “Sumur Giling”. Dinamakan demikian karena cara menimba airnya dengan gilingan besar yang diputar dengan kaki.
Ustadz Gondo Waloyo mengajak ke tempat bersejarah ini dengan maksud agar siswa-siswa MA Al-Ishlah punya pengalaman dan catatan yang langsung diambil dari sumbernya.
“Minggu depan, akan ada tagihan laporan kegiatan ini dari siswa.” Terang Ustadz yang merangkap sebagau Humas MA Al-Ishlah ini.
Reporter: Gondo Waloyo, Lamongan
Editor: Yeni Ika
0 Comments